Apa ada Alasan untukku tidak kerasan?
Sedangkan ayah ibuku begitu mendukungku, menyanggupi, membiayaiku. Rona wajah mereka berseri mendengar kemauanku untuk pertama kalinya mesantren di pondok itu.
Apa ada alasan untukku tidak kerasan?
Sedangkan banyak seumuranku ingin mondok, mereka punya niatan, namun ketiadaan biaya menjadi hambatan. Merawat kesehatan orang tua juga kadang mengurungkan keberangkatan. Disitulah santri harusnya miliki kesyukuran.
Apa ada alasan untukku tidak kerasan?
Pandangan orang bahwa pesantren itu kumuh dan tempatnya orang gudikan, telah terpatahkan. Kudapati ditempat itu kebersihan amat ditekankan, walau tidak mewah tapi bersih sederhana nan bersahaja.
Apa ada alasan untukku tidak kerasan?
Pendapat banyak orang di pesantren itu banyak bully-an yang menyebabkan pengalaman traumatis tak berkesudahan. Tapi aku menemukan kebalikan, para santri di sana membantuku dengan penuh ketulusan tanpa pamrih tanpa membedakan
Apa ada alasan untukku tidak kerasan?
Namanya orang banyak, pastilah tetap ada potensi pelanggaran. Namun semua diselesaikan dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan
Apa ada alasan untukku tidak kerasan?
Padahal pesantren adalah tempat di mana aku bisa menyambung transmisi keilmuan dengan generasi salaf yang penuh kesalehan. Mendaras kitab para Ulama dengan penuh ketekunan
Apa ada alasan untukku tidak kerasan?
Sedangkan pesantren 24 jam-nya berisi keteladanan yang nyata-nyata dicontohkan. Bukan sekedar seruan tanpa pelaksanaan.
Lalu siapa mereka yang belum kerasan itu?
Mereka itu temanku yang masih mencari apa yang tidak ada dihadapan. Mengharap selalu dekat dengan orang tua dan juga segala kesenangan di rumahnya. Usahlah menengok ke belakang ataupun kiri dan kanan.
Mari fokus menatap masa depan, bukankah perpisahan hanya masalah waktu kapan akan datang?
Harapku,
Semua segera kerasan hingga kita bisa bersama menyelami Samudra ilmu dari Tuhan.
Tambakberas, 13 Juli 2022
1 Komentar
Mantab min
BalasHapus